Rezeki. Jodoh. Mati.
Itu
semua rahasia. Rahasia yang harusnya kita tahu bahwa semua itu dijamin. Jaminan
yang jujur dan berintegritas tinggi. Janji yang dibuat Sang Pencipta untuk
hambanya. Lalu, kegelisahan seperti apa yang menggerogoti setiap pecinta uang,
ketika uang tak kunjung tiba. Kekhawatiran seperti apa yang berhalusinasi dalam
pemikiran setiap pencinta lawan jenisnya, ketika laki-laki atau perempuan tak
kunjung dekat. Keangkuhan seperti apa yang menenangkan, ketika maut sudah
mengitari tanpa suara.
Kadang
kita tidak sadar bahwa rezeki terbesar adalah kedamaian bersama-Nya.
Kadang
kita tidak sadar bahwa jodoh terbesar adalah menjadi pemuja-Nya.
Kadang
kita tidak sadar bahwa mati terbesar adalah ketika lupa kepada-Nya.
Sebagai
seorang dalam kondisi tua menurut kebanyakan orang untuk menikah, kadang rezeki
belum mendekat, sementara kematian sudah mulai menyapa. Sudah berulang kali
rasa panas dingin campur aduk untuk membenamkan logika dalam sarang-sarang
gelap.
Usiaku
30 tahun lebih. Belum menikah. Rezeki juga masih sempit. Umur? Aku sama sekali
tidak tahu. Kebanyakan orang-orang di sekitarku, sedikit berkomentar. Mungkin juga
mereka gerah. Mudah-mudahan tidak jengah dan memandangku dengan pandangan
sebelah mata. Seandainya demikian, ya, itu memang sudah menjadi garis takdirku.
Namun, peperangan dalam batinku tak dapat ku elakkan. Aku juga sadar bahwa ini
tidak hanya terjadi kepadaku. Banyak orang yang mengalami. Pertanyaannya? Apakah
hidup ini kejam? Mungkin tidak juga. Karena kekejaman hanyalah soal rasa. Sementara,
rasa itu hanya sebagian dari unsur manusia yang terdiri atas Logika, rasa, dan nafsu.
Logika menuntunku untuk memahami setiap peristiwa. Rasa menuntunku untuk
mempertimbangkan setiap langkah. Nafsu, tentu saja membimbingku untuk
bersemangat. Harapanku, seluruh unsur itu menuntunku untuk menghambakan diri
pada-Nya. Itu semua ku lakukan karena aku menjalankan perintah-Nya.
Tariklah
nafasmu, lalu tahanlah semampumu. Dan rasakan bahwa tanpa rezeki Tuhan-Mu
kehidupanmu akan binasa.
Ingat-ingatlah
orang-orang yang pernah dekat denganmu. Lalu, lihat perbuatannya. Seandainya mereka
sudah bersamamu kini, apakah menjamin hidupmu bahagia. Yakinkah dirimu, bahwa
Tuhan telah mempersiapkan seseorang yang sesuai untukmu menurut-Nya dan
diberikan pada waktu yang tepat pula.
Datanglah
ke kuburan! Coba hitung berapa jumlahnya! Berapa lama mereka berada di sana? Adakah
yang berada di dalam kubur lebih lama dari umurnya.
Guru
saya pernah berkata, Setiap fase kehidupan cenderung memiliki masa yang lebih
panjang. Coba hitung berapa usia sperma setelah dipancarkan? Coba hitung masa
kehidupan dalam kandungan? Coba hitung masa kehidupan di dunia? Coba hitung
masa kehidupan dalam kubur? Coba hitung kehidupan di padang mahsyar, mizan,
sirath, dan surga atau neraka?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar