Minggu, 26 Juli 2015

Hafiz Al-Qur'an, Perlu atau Tidak?


Mari kita berbicara tentang mimpi atau impian!

Setiap mimpi mengalir begitu saja dalam tidur panjang. Namun, mimpi yang menjadi kenyataan disebut impian. Mimpi adalah sesuatu yang terlihat atau dialami dalam tidur. Mimpi juga berarti angan-angan. Impian berasal dari kata dasar impi dan mendapat akhiran -an. Kata impi berarti mengharapkan dengan sangat atau mengidamkan. Sementara itu, impian berarti barang atau sesuatu yang sangat diinginkan. Oleh karena itu, istilah yang cocok digunakan adalah impian. Namun, jika kawan-kawan suka dengan istilah mimpi, ya boleh-boleh saja. Tidak ada yang dapat memprotes setiap keputusan yang kita ambil. Untuk itu, izinkan saya untuk menggunakan istilah IMPIAN.

Ekspektasi dari sebuah tulisan tentang impian adalah mempercepat terkabulnya impian. Mengapa? Karena banyak yang membaca atau melihat impian yang kita tuliskan, semakin banyak orang yang berdoa agar kita berhasil mencapainya. Saat ini, saya ingin memberikan kabar kepada dunia, bahwa aku berniat hari ini untuk menjadi penghafal Al-Qur'an. 

Menjadi seorang penghafal Al-Quran sudah lama menjadi keinginan. Ketika saya SMA, saya sudah berusaha menghafal. Namun, godaan untuk menghafal sangatlah besar. Secara logis, setan tentu tidak mau kita menjadi penghafal Al-Quran. Berbagai upaya tentu dilakukan setan untuk menggoda kita melakukan hal lain sehingga kita lupa pada niatan untuk menghafal Al-Quran. 


Namun, tidaklah pantas jika kita menyalahkan setan sebagai upaya yang menghalangi kita menjadi seorang penghafal Al-Quran. Sudah menjadi tugas setan agar menggoda kita. Hal itu sudah menjadi garis takdirnya. Sementara, impian untuk menjadi penghafal Al-Quran perlu atau tidak? Hal itu bergantung pada kesungguhan niat dan keikhlasan kita, serta apa tujuan kita menjadi penghafal Al-Quran. Seseorang yang hafal Al-Quran tentu tidak ada yang berani meng-claim bahwa dirinya akan masuk surga dan diterima pahalanya. Hak itu mutlak milik Allah SWT.

Ku niatkan menghafal Al-Quran karena itu perintah Maharaja Semesta Alam Allah SWT.

Ku niatkan menghafal Al-Quran sebagai bukti kecintaanku kepada pembawa risalah Baginda Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Ku niatkan menghafal Al-Quran karena setiap penghafal Al-Quran yang ikhlas dapat memberi syafaat kepada kedua orang tuanya sehingga ini menjadi jalan bagiku untuk berbakti kepada kedua orang tuaku.

Ku niatkan menghafal Al-Quran sebagai sedekah kepada seluruh makhluk Allah di alam semesta dari awal kejadian hingga akhir zaman. 

Ku niatkan menghafal Al-Quran untuk menjaga Kalam Allah dalam hatiku, karena neraka tidak akan membakar setiap hati yang dihiasi dengan Al-Quran. 

Ku niatkan menghafal Al-Quran untuk sedekah kepada umat Rasullullah SAW hingga akhir zaman, karena setiap huruf dari Al-Quran bernilai sedekah. 

Ku niatkan menghafal Al-Quran untuk meminang bidadari di dunia dan akhirat. 

Ku niatkan menghafal Al-Quran sebagaimana niatnya orang-orang soleh, para wali Allah, para ulama yang ikhlas, dari orang-orang yang sezaman dengan Rasulullah SAW hingga akhir zaman. 

Aamiin. Aamin. Aamin.  Allahumma Aamin. 

Seperti lazimnya etika menulis impian, maka ada ketentuan waktu pencapaian. Untuk itu, Ku niatkan menghafal Al-Quran paling lama dua tahun dari sekarang. 

Saya Rizal Effendy Panga berniat untuk menjadi Hafidz Al-Quran.

Ku mulai menghafal Al-Quran tanggal 26 Juli 2015
Ku akhiri dan ku sempurnakan hafalan Al-Quran tanggal 26 Juli 2017. 
Semoga Allah mengabulkan dan memberikan pertolongan dan petunjuknya dalam menjalani hari-hariku bersama Al-Quran. Aamin. 

Samarinda, 26 Juli 2015.



1 komentar:

Unknown mengatakan...

Amin..amiinn yarobbalallamin...smoga niat tulus ini di kabulkan Allah SWT..semangat ya pak dosen niat baik pasti ada jalan na..wlo godaan n rintangan gak kalah hebatnya mhadang..fokus mngejar impian..!!

silahkan tempatkan kode iklan, banner atau teks disini