Sabtu, 21 November 2009

Untuk Mereka Yang Tak Berani Mengungkapkan Cintanya

Darahku bergejolak mengalir menuju ubun-ubunku. tubuhku semakin memerah, perasaanku gelisah, sungai-sungai di dalam tubuhku mulai merembes di wajahku, tetes demi tetes jatuh ke bumi. pesona pandangannya menembus jiwaku, berdiam sejenak, lalu melesat pergi meninggalakan kenangan yang membuat seluruh sendi-sendiku bergetar. kakiku enggan melangkah menghampirinya.

Perlahan ku tenangkan diriku, namun entah mengapa aku tak berdaya. ia berlalu begitu saja, dengan senyum di wajahnya. meninggalkanku dalam kekosongan yang semakin menyesakkan. lidahku hari ini berpuasa, tak ingin berbuka.

ku lihat ke bawah, tujuh petala bumi mengejekku.
ku lihat ke atas, tujuh lapis langit tertawa sinis padaku.
ku lihat ke kanan, angin tak mau menyampaikan hasratku.
ku lihat ke kiri, dunia menjebakku dalam angan-angannya.

tubuhku ku biarkan kaku, ku pasrahkah diriku, menatap Pemilik Cinta.
ternyata cintaku hanyalah setitik noda di tengah samudra?

Senin, 16 November 2009

Sekuntum Duri Pendidikan

Kapal pesiar politik menggetarkan sampan pendidikan.
bertarung dengan gelombang menjaga keseimbangan.
berkelana dalam arus.
bersarang dalam otak-otak yang aku pun tak pernah mengenalnya.
Aku hanya mengenalnya lewat layar kaca di ruang tengah rumahku.
aku juga mengenalnya lewat obrolan para pedidik yang tak tahu arah.
ku jalani dunia ini, lewat diam di mulutku, lewat sorot tajam mataku,
Aku hanya bisa berkata dalam hatiku:

mereka hanya tahu apa yang masuk ke dalam perut mereka.
mereka........................mereka?
silahkan tempatkan kode iklan, banner atau teks disini