Taring kecil itu tumbuh perlahan,
mengoyak mimpi semu, membuka luka sang waktu
setiap sisinya saling bercumbu, meraung siap menerkam
bertanya lepaskan kerinduan desiran angin
angkara melepas tatapannya
mentari hanya diam
rembulan kembali ke peraduan, bersembunyi dibalik tirai tirani
bintang hanya membeku saling pandang
Taring kecil itu tumbuh perlahan,
bercengkerama malam, siang pun cemburu.
pelita maya berkejaran saling sikut, lalu berontak
mimpi terpental, nafsu melilit wajah beku
kunang-kunang kehilangan cahaya
sendi-sendi galau merobek benteng, membakar,
anyaman-anyaman kecewa merajut setiap jengkal.
Taring kecil itu tumbuh perlahan,
lalu meretas makna setiap hurup yang mengalir menjadi debu-debu sajak.
Samarinda, 6 Maret 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar