Semua mata di dunia menatap Sang Terdakwa.
Matanya memerah menahan amarah,
Menghujam di dada yang terkulai lemas, dada kematian keadilan.
Sang Hakim berkata,
“Apakah anda tahu mengapa Anda berada di sini?”
Sang Terdakwa lirih,
“Tubuhku yang terkulai ini tahu mengapa aku berada di sini.”
Sang Hakim melanjutkan sidang dan berkata lagi,
“Apakah Saudara tahu, jika matahari tetaplah menjadi matahari, dan tanah tetaplah menjadi tanah?”
Februari 2010
Sang terdakwa hanya bisa menghembuskan nafasnya dan hanya diam.
“Katakan padaku, kenapa hanya diam,” hardik Sang Hakim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar