Bulan tersenyum,
malam memberanikan dirinya berikrar pada langit,
mencerna ribuan gelisah lebur mengikat belaian angin.
Bulan tersenyum,
harapan insan menyusup, membawa kenangan,
berhadapan, lalu terurai lembut gelombang samudra.
Bulan tersenyum,
senyum itu, coba membelit suara,
mengalahkan matahari, mencengkeram luka-luka tersisa.
Bulan tersenyum,
merona wajahnya, sayatan halus mengelupas pori-pori cakra,
terbenam dalam redup kunang-kunang.
Bulan tersenyum,
bintang-bintang sudah ditabur, genggaman tangan tak berarti,
mengatup begitu saja, lalu kaku.
Bulan tersenyum,
kelam jiwa terombang-ambing, mendarat dalam pangkuan waktu,
ingin terlelap, lalu lupa segala.
Bulan tersenyum,
alunan dawai malam berdenting, memilukan pendamba mutiara,
terjatuh dalam kubangan, ingin melangkah bersua irama bumi.
Bulan tersenyum,
belaian angin,
gelombang samudra,
luka-luka tersisa,
redup kunang-kunang,
lalu kaku,
lupa segala,
bersua irama bumi.
Bulan Tersenyum lirih.
Menatap Matahari bangun dari peraduannya.
Kini, saatnya ku pergi.
2 komentar:
semangat kkq sayang... :)
hehehehe.... kk selalu bersemangat kok. jaga kesehatan ya....! ^_^
Posting Komentar