Minggu, 26 Oktober 2008

Lambaian Sepi

Aku mendengar bisikan hati mengiris pilu

Menahan rintihan panjang, berkelana

Mencari cinta sejati

Keresahan bertubi-tubi melahap sgala impian

Terbelunggu jiwa-jiwa pendosa

Terurai air mata lelapkan pengelana senja

Usai sudah harap

Namun,

Ikhlas hati mengobati sgala gundah

Lirik-lirik kematian bersemayam tumbuh

Puaskan dahaga petualang-petualang semesta

Menatap kebesaran Ilahi

Berpaling dari dunia fana tua renta

Ku hanya bisa ungkapkan rasa

Tanpa harus ku tahu aku di mana

Aku hanya seorang diri sebatang kara di tengah gemuruhnya dunia

Pontang-panting ku cari namun semuanya lari

Aku terdiam duduk lesu patah luluh

Ke mana ku harus mengadu

Ke mana ku harus melangkah

Ke mana dunia yang gemerlap

Ke mana ku harus membawa derita

Sendiri……sendiri……sendiri

Sendiri dalam kemarahan

Sendiri dalam kekecewaan panjang

Sendiri menyaksikan pertempuran dua jiwa dalam relung sukma.


Rizal Effendy Panga, Samarinda - Kalimantan Timur


4 komentar:

Rizal Effendy Panga mengatakan...

mohon komentarnya atas karya rapuh ini. dan mohon sarannya. moga banyak karya-karya yang mengisi relung-relung jiwa petualang kehidupan.

arum_maniz mengatakan...

ngadunya kmana???

bangun mlm,, ambil wudhu.. shlat kak.. luapkan smua rasa n apa aja yg bisa kk keluarin d hadapanNYa

insyaAllah bs balik seperti semula hehehehe

bahasanya euuuyyy....

Rizal Effendy Panga mengatakan...

hemmmmmm...... ini udah lama berlalu. tp kk jadi teringat kenapa ya.... dengan waktu itu. terima kasih sarannya adikku.

Salam,

pangeran ganteng semakin ganteng

arum_maniz mengatakan...

teringat lg gitu maksudnya??

ya gagpapa atuh... justru dr masa lalu kita bisa belajar banyak hal kan kak? hehe * sokbijakmodeon

semangaaaaatt... masa depan untuk d hadapi bkn untuk diratapi.. aplg ampe gag semangat krna masa lalu,, ckckck gag bgt eh :D

silahkan tempatkan kode iklan, banner atau teks disini