Menahan rintihan panjang, berkelana
Mencari cinta sejati
Keresahan bertubi-tubi melahap sgala impian
Terbelunggu jiwa-jiwa pendosa
Terurai air mata lelapkan pengelana senja
Usai sudah harap
Namun,
Ikhlas hati mengobati sgala gundah
Lirik-lirik kematian bersemayam tumbuh
Puaskan dahaga petualang-petualang semesta
Menatap kebesaran Ilahi
Berpaling dari dunia fana tua renta
Ku hanya bisa ungkapkan rasa
Tanpa harus ku tahu aku di mana
Aku hanya seorang diri sebatang kara di tengah gemuruhnya dunia
Pontang-panting ku cari namun semuanya lari
Aku terdiam duduk lesu patah luluh
Ke mana ku harus mengadu
Ke mana ku harus melangkah
Ke mana dunia yang gemerlap
Ke mana ku harus membawa derita
Sendiri……sendiri……sendiri
Sendiri dalam kemarahan
Sendiri dalam kekecewaan panjang
Sendiri menyaksikan pertempuran dua jiwa dalam relung sukma.
Rizal Effendy Panga, Samarinda - Kalimantan Timur
4 komentar:
mohon komentarnya atas karya rapuh ini. dan mohon sarannya. moga banyak karya-karya yang mengisi relung-relung jiwa petualang kehidupan.
ngadunya kmana???
bangun mlm,, ambil wudhu.. shlat kak.. luapkan smua rasa n apa aja yg bisa kk keluarin d hadapanNYa
insyaAllah bs balik seperti semula hehehehe
bahasanya euuuyyy....
hemmmmmm...... ini udah lama berlalu. tp kk jadi teringat kenapa ya.... dengan waktu itu. terima kasih sarannya adikku.
Salam,
pangeran ganteng semakin ganteng
teringat lg gitu maksudnya??
ya gagpapa atuh... justru dr masa lalu kita bisa belajar banyak hal kan kak? hehe * sokbijakmodeon
semangaaaaatt... masa depan untuk d hadapi bkn untuk diratapi.. aplg ampe gag semangat krna masa lalu,, ckckck gag bgt eh :D
Posting Komentar