Kamis, 09 Juli 2009

Imajinasi Hati

Penjara kata melilit lidahku
merajam terbenam dalam kursi listrik kaku
terbersit angan, ringan melayang
juga sepi tanpa hujatan.
bergerak perahu kata mendobrak dermaga angkuh
tak bertepi menenggelamkan samudera ke celah bebatuan.
bibir terpesona, tapi tak mampu membuka
mata melihat nanar penuh air mata
tebing curam di tengah dua aliran sungai wajah kelu
berkelakar dalam tawa-tawa yang tak terdengar semesta
hanya hati lirih berseri sendiri
lalu, memeluk kemalangan tiada henti
berpangku tertelungkup membatu
tak bergerak.
silahkan tempatkan kode iklan, banner atau teks disini